Pra Bunda Sayang Batch 6: Wahana 1 – Istana Pasir

Pra Bunda Sayang – Istana Pasir. Alhamdulillah, setelah batch 5 tahun kemarin saya ketinggalan (hanya) 15 menit dari registrasi dibuka, akhirnya tahun ini Allah mengizinkan saya untuk ikut Kelas Bunda Sayang Batch 6. Tahun lalu tuh sistemnya masih kayak flash sale gitu, jarinya harus gercep daftar. Kalau nggak, google form-nya udah tutup karena full. Padahal cuma 15 menit doang looh, hiks T_T

Tapi ada hikmahnya juga sih tahun lalu saya nggak masuk kelas BunSay batch 5. Baruuuu banget saya lahiran dan Kabay masih orok pisan. Saya masih adaptasi dan struggle dengan peran baru sebagai ibu. Lelah lahir dan batin jelas. Nggak tahu deh kalau saya berhasil masuk kelas. Terus kesehatan saya sempet drop banget. Boro-boro ngerjain tugas BunSay, yang ada ngajuin cuti kali.

Masya Allah… Allah itu penulis skenario dan sutradara terbaik. Allah Maha Tahu yang terbaik untuk hamba-Nya.

Nah, sistem registrasi BunSay kali ini adalah new chapter, jadi bakalan beda segala-galanya dari yang dulu. Kalau dulu terbatas kuota, sekarang yang udah lulus kelas matrikulasi dan memilih jurusan institut akan otomatis bisa daftar kelas Bunda Sayang. Kalau dulu pembelajaran via WAG, sekarang via FBG. Jadi bisa menampung lebih banyak peserta se-Indonesia! WAG regional mungkin akan hanya jadi reminder atau info-info aja. Hmm, let’s see…

Minggu ini kelas Bunda Sayang dimulai dengan kelas PraBunda Sayang dulu. Semacam orientasi gitu. Fasilitator berganti nama menjadi Widyaiswara. Saya baru denger loh istilah ini. Bisaan ih para pengurus Ibu Profesional nyari istilahnya. Indonesia banget! Tema Bunda Sayang adalah Pulau Cahaya. Kita, para mahasiswi, sebagai Petualang di Pulau Cahaya. Menarik! Jadi kayak permainan gitu ya. Who doesn’t like games, by the way? Jadi penasaran kan akan dibawa ke mana konsep seperti ini.

frame bunda sayang
Tiket masuk Pulau Cahaya Bunda Sayang

Sebelum naik wahana, kita harus punya tiket masuk dulu. Tiket masuknya yaitu bikin twibbon kayak gambar di atas. Baru boleh deh ikut wahana di Pulau Cahaya. Game Wahana pertama di Pulau Cahaya adalah Istana Pasir. Kalau dulu di matrikulasi istilahnya NHW. Setelah mendalami materi di live video para guide tour cantik, Mbak Rima Melanie dan Itsnita Husnufardani (saya nontonnya beberapa kali karena ketiduran mulu lagi meler pilek, huhuhu), ini dia tugasnya!

MAKNA IBU PROFESIONAL

makna ibu profesional bunda sayang

Ibu Profesional bagi saya adalah seorang ibu bahagia yang selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi keluarganya demi sehidup sesurga.

Kenapa ada frase ‘IBU BAHAGIA’? Saya percaya, seorang ibu yang bahagia akan membawa atmosfer kebahagiaan juga untuk sekelilingnya, terutama untuk suami dan anak-anak. Ibu yang bahagia dapat menerima kekurangan dirinya dan memaksimalkan potensi yang dalam dirinya. Ibu yang bahagia selalu berusaha melihat sisi positif dari apapun karena dia yakin selalu ada hikmah di balik semuanya.

Kenapa saya menggunakan frase ‘SELALU BERUSAHA’? Di dunia ini, Allah sudah menjamin rezeki setiap makhluk-Nya. Bahkan seekor cicak saja yang tidak bisa terbang masih bisa menangkap nyamuk sebagai santapannya. Apa lagi manusia yang sudah didapuk sebagai makhluk Allah paling sempurna? Allah sudah memberikan jaminan dan tinggal lah kita sebagai makhluk yang berusaha menggapai rezeki itu dengan cara yang halal dan terbaik.

BACA JUGA:  NHW #8: Misi Hidup dan Produktivitas

Kata ‘TERBAIK’ juga memiliki banyak definisi. Terbaik menurut saya dan dirimu tentu berbeda. Bisa saja terbaik untuk saya ada di nilai 10, tapi menurut dirimu ada di nilai 100. It’s ok. Being a mom is not a competition with others, but with yourself. 

Frase ‘SEHIDUP SESURGA’ juga memiliki arti bahwa kita hidup bukan hanya untuk di dunia ini saja, tapi akan ada tempat yang abadi, yaitu Jannah-Nya. Masya Allah, alangkah indah dan bahagianya saya bisa berkumpul kembali bersama keluarga tercinta, suami dan anak-cucu nanti di surga *merembes air mata ini*

Apakah harus menjadi yang sempurna? Kembali lagi, berusaha yang terbaik itu perlu tapi biarlah Allah yang meridhai hasilnya. Always give the best and let Allah do the rest

Semoga Allah meridhai dan mempermudah langkah saya menjadi seorang ibu profesional. Aamiin Ya Rabbalaalaamiin…

ISTANA PASIR HONEYMOON JOURNAL

istana pasir bunda sayang

Image by: macrovector Freepik.com

Honeymoon Journal adalah perjalanan keluarga kecil kami sekaligus domain dari blog ini. Tentunya membangun istana pasir itu gampang-gampang mudah, ya… Nggak mau pakai istilah ‘gampang-gampang susah’, biar selalu positive thinking, hihihi… 

Membangun sebuah istana pasir pasti butuh alat dan bahan, seperti pasir, kerikil, kerang, bendera, sekop dan ember. Nah, sekarang apa saja yang dibutuhkan untuk membangun Istana Pasir Honeymoon Journal? Saya menyebutnya 3 PILAR UTAMA.

  1. AGAMA: Jelas dong, agama Islam jadi bahan baku utama istana pasir kami. Semua yang kita lakukan di dunia ini akan bernilai ibadah jika diniatkan karena Allah. Dengan agama, jalan kita akan berada dan terjaga di guidance yang Allah telah buatkan. Insya Allah, jika pondasi agama sudah kuat, pilar yang lain pun ikut kuat.
  2. ILMU: “Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra: 36). Ayat ini bermakna bahwa berbicara tentang agama itu harus juga berilmu (kita harus tahu ilmunya). Agama dan ilmu tidak dapat dipisahkan. Udah sohibbbb banget! Bicara tentang ilmu, ilmu itu luassss banget! Nah, ilmu-ilmu ini bisa kita pilih berdasarkan prinsip 3B yang sudah diterangkan pada materi Critical Thinking: Baik, Benar, Bermanfaat. Tentunya ilmu itu harus baik sesuai dengan syariat agama Islam. Lalu, ilmu itu benar dan cocok dengan value keluarga. Terakhir, ilmu itu harus bermanfaat, minimalnya untuk diri sendiri, lalu keluarga dan masyarakat untuk skala yang lebih luas. Jadi, pilar ilmu ini sama pentingnya dengan pondasi agama.
  3. MANFAAT: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Sebaikbaik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” Berdasarkan hadist inilah saya berusaha menjadikan apapun kegiatan saya dapat bermanfaat untuk orang lain. Kangmas pun selalu mengingatkan saya tentang hal ini, terutama dalam menulis artikel untuk blog. “Luruskan niat untuk membantu orang lain. Kita tidak akan pernah tahu tulisan mana yang bisa bermanfaat untuk orang. Satu orang saja yang tergerak hatinya untuk melakukan hal positif karena baca tulisanmu, Insya Allah, Allah akan membalasnya berkali-kali lipat. Bisa kontan untukmu, untuk keluarga, untuk Mas, untuk anak-anak, untuk cucu nanti, entah kapan. Bisa juga jadi amal jariyah untukmu, pemberat timbangan kananmu. Wallahualam. Nothing to lose kalau udah berbicara transaksi dengan Allah.” Pilar manfaat ini jadi pelengkap pilar agama dan ilmu.
BACA JUGA:  NHW #3: Membangun Peradaban Dari Dalam Rumah

PETA DIRI

Seperti yang diterangkan oleh para guide tour, kita perlu sebuah peta agar tidak limbung saat berpetualang di Pulau Cahaya. Kita punya pegangan agar tetap on track. Kelas BunSay itu perjalanannya setahun lebih, loh! 15 bulan! Pasti ada naik dan turun semangatnya. Wajar katanya. So, apa peta diri saya sebagai seorang Petualang di Kelas Bunda Sayang Ibu Profesional?

peta diri bunda sayang
  1. RIDHA KANGMAS: Wow, jelas, ridha Allah sekarang sudah menurut ridha Kangmas. Kangmas ridha kan aku ikut kelas BunSay? Ridha kan? Ridha ya? *maksa, hahaha… Kangmas udah ridha kok waktu saya update kelas BunSay mau dibuka. Bahkan sampai update status segala, hihihi… Alhamdulillah… Insya Allah, kalau Kangmas udah ridha, Allah pun ridha. Yang penting positif, tidak melanggar syariat agama, suami dan anak tetap kondusif dan tetap jaga kesehatan.
  2. STRONG WHY: Strong why ini penting loh! Strong why saya ikut kelas BunSay adalah agar bisa mengaplikasikan ilmu parenting yang Islami dalam keluarga dan juga dapat menginspirasi orang lain. Balik lagi ke pondasi manfaat itu. Syiar dengan menulis.
  3. SABAR: Sabar dalam menjalani setiap proses di kelas BunSay ini. Saya orangnya sabar, nggak? Oooh, sabar banget kata Kangmas *narsis, hahaha…  Taraf sabarnya harus ditingkatkan lagi karena menurut QS. Al-Anfaal: 46 “Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” Bisa jadi ada kerikil atau bahkan batu besar di tengah petualangan saya ini. Saya harus terus berusaha dan sabar menghadapi setiap tantangan. Go!
  4. IKHLAS: Terkadang apa yang kita inginkan belum tentu yang kita dapatkan. Di sinilah peran ikhlas bekerja. Ikhlas juga bisa berarti menyerahkan hasilnya kepada Allah setelah kita berusaha sebaik mungkin tanpa mengharap balasan apapun. Jujur nih, saya masih peer banget di bagian ini. Tapi justru di sini saya harus terus belajar. Semangat ikhlas!
  5. KOMITMEN: 15 bulan itu nggak sebentar looh! 15 bulan dari sekarang berarti Kabay udah mau 3 tahun! Uwooow, udah kayak apa dia nanti? Mengikuti kelas ini butuh komitmen untuk terus maju jalan, mendalami materi dan mengerjakan game-game nya. Ya, berhenti istirahat sebentar nggak apa-apa kali ya untuk narik napas atau minum dulu. Lalu lanjut jalan lagi berpetualang di Pulau Cahaya.
BACA JUGA:  Oleh-oleh Workshop Pandu 45 IP Bogor

SIMBOL DIRI

Setelah gugling ke sana kemari *ehmlebay*, akhirnya saya menemukan simbol diri yang menurut saya cocok dengan pilar-pilar Istana Pasir Honeymoon Journal. Ya walaupun agak jauh sih analoginya, hihihi…

Saya memvisualisasikan diri saya sebagai sebuah BINTANG. Hmmm, kenapa bintang?

Seperti yang sudah kita tahu, bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya. Tidak seperti planet atau satelit yang butuh pantulan sinar lain, bintang sudah memiliki cahaya sendiri. Justru dialah yang memberikan cahaya untuk benda planet lainnya. Matahari termasuk bintang juga, kan? Menurut saya, bintang dapat dianalogikan seperti ini. Allah sudah memberikan kita berbagai macam potensi dalam diri, bersinar bagaikan bintang. Tinggal kita yang harus menggali potensi itu. 

Bintang juga terlihat kecil, padahal dia besar. Sama seperti keinginan saya, tidak lah perlu saya tampil di depan, cukup terlihat kecil di belakang layar, tapi impact-nya sangat besar. Jika nanti anak-anak saya yang bersinar, saya ingin menjadi ibu yang selalu mendukung mereka. 

Lalu ternyata bintang itu bisa bermetamorfosis, loh! Bintang semakin tua akan bermetamorfosis semakin indah. Bintang berevolusi: lahir – bintang muda – bintang tua – bintang mati. Setelah melalui masa dewasa, bintang yang semakin tua akan mengembang menjadi raksasa merah. Ketika mengembang, ukuran bintang juga bertambah besar. Sebelum mengakhiri hidupnya, bintang akan menghembuskan lapisan gas terluarnya. Lapisan gas yang dilontarkan ke angkasa akan membentuk awan yang sangat indah dan dikenal sebagai nebula planetari atau nebula planet.

Planetari nebula ini punya bentuk yang beragam dengan warna warni yang indah. Ada yang bentuknya bulat, tapi ada juga yang memiliki struktur yang kompleks seperti bentuk jam pasir (dengan dua kutub atau bipolar) dan kupu-kupu. (sumber: https://langitselatan.com/2020/03/21/metamorfosis-bintang/)

Metamorfosis bintang ini memberi gambaran bahwa metamorfosis saya tidak berhenti setelah saya lulus kelas Bunda Sayang saja, tapi terus hingga Allah menetapkan bahwa selesai sudah peran saya di dunia ini. Saya ingin seperti bintang, pada saat menjelang kematian pun masih bisa memberikan keindahan untuk orang lain. Aamiin…

Nah, ini dia Makna Ibu Profesional, Istana Pasir Honeymoon Journal, Peta Diri dan Simbol Diri versi saya. Terus semangat menyelesaikan wahana demi wahana di Pulau Cahaya Bunda Sayang ini! Semangat semuaaaaa! 

Tinggalkan komentar