Kok, Saya Jadi Pelupa, Ya?

“Kok, payung punya temen belum dibalikin, Is?” tanya Kangmas waktu mau ngambil helm.

“Iya Mas, aku lupa. Kemaren mau aku balikin tapi akunya izin kantor.”

Harusnya Kamis kemarin saya balikin payung punya temen. Pagi-pagi udah liat payung itu padahal di kursi. Eeh, pas berangkat malah lupa dibawa.

Duh, akhir-akhir ini sering banget deh jadi pelupa. Bukan akhir-akhir ini doang, kayaknya udah hampir setahun saya jadi pelupa. Dan weekend kemarin itu jadi puncaknya karena Kangmas langsung menegur saya yang lupaan melulu.

Pernah juga case kayak gini:

Udah diinget-inget nih mau beli apaan aja di marketplace. Tapi ngerjain yang lain dulu. Udah lowong waktunya, buka aplikasinya di hp. Eh tadi mau belanja apaan aja, ya? Milih barang yang lain. Udah check out malah baru inget 😅.

Atau ini:

Di rumah udah bikin mental note mau ngapain aja. Nyampe kantor malah lupa dan baru inget ada yang belum dikerjain beberapa hari kemudian 😑.

Yang parahnya, kejadian ini bukan satu dua kali terjadi. Tapi sering, huhuhu T___T

Aduuuh, gaswat ini! Kangmas sampe bilang, “Yuk ah ke dokter, dicek otak kamu tuh kenapa, kok lupaan terus? Kalau belum ngerjain sesuatu pasti jawabannya lupa.”

Ya aku juga nggak tahu kenapaaa???

Nah, minggu kemarin pas lagi viral twit seorang neurosurgeon tentang otak ibu menyusui, barulah terjawab permasalahan amnesia dadakan ini.

twitter ibu hamil menyusui jadi pelupa

“Salah satu yang merugikan perempuan pada proses penyusuan adalah ketiadaan fokus mental, ibu menjadi loyo dan tidak fokus dalam berfikir.”

Oh oke, selain permainan hormon oksitosin-prolaktin untuk mengASIhi, ternyata ada proses neurokimia yang terjadi juga di otak. Tidak fokus berpikir menjadi salah satu konsekuensi menyusui.

Di balik twit ini yang menuai pro dan kontra, saya pribadi sebagai seorang #pejuangASI biasa aja sih bacanya. Dokter tersebut menjelaskan tentang proses yang terjadi di otak busui tanpa bilang bahwa menyusui itu nggak baik. CHILL, SIS~

Walau sempet ke-trigger gegara liat di feed IG sebuah akun, tapi pas dibaca lebih lanjut malah KOK GW BANGET YA INI? WHY IS THIS SOO MEEE? Hahahaha…

Berdasarkan hasil riset (ceilah riset) dengani Mbah Gugel, fenomena pelupa ini disebut MOMMY BRAIN. Pas hamil sih emang udah kerasa jadi nambah pelupa (dari dulu pelupa dong, eike?). Kalau pas hamil disebutnya BABY BRAIN atau MOMNESIA. Malah nggak beres-beres ini jadi pelupanya -__-

BACA JUGA:  Serunya Era Digital Untuk Emak Milenial

Sering lupa ini memang muncul dari fase kehamilan. Siapakah yang menyebabkan semua ini terjadi?

Mari kita salahkan HORMONES IMBALANCE alias ketidakseimbangan hormon.

Saat hamil, hormon progesteron dan estrogen akan saling memengaruhi dan berefek pada susunan syaraf otak sehingga bumil akan sulit mengingat sesuatu.

Nah, setelah melahirkan, hormon estrogen ini akan menghilang karena muncul prolaktin untuk memproduksi ASI. Padahal, estrogen penting sebagai neurotransmitter untuk mengirimkan sinyal-sinyal ke otak.

Jadi, kalau paksu protes kenapa kita para bumil dan busui jadi pikun, bilang aja, “Salahin tu hormon!”

Eh nggak gitu juga…

Selain hormon, ada beberapa faktor sih yang menyebabkan pikunisasi ini. Di antaranya adalah perubahan struktur otak dan kelelahan.

Kabar baiknya, efek Mommy Brain tentang pikun akan berangsur menghilang setelah 2 tahun. Pas banget kan sama anjuran menyusui selama 2 tahun. Bagusnya lagi, Mommy Brain ini sebenarnya merupakan proses adaptasi kita bermetamorfosis sebagai seorang ibu. Masya Allah…

Untuk menyiasati saya yang lupaan melulu (dan biar nggak diprotes Kangmas), ada beberapa tips yang sedang saya jalani:

  1. Buat catatan penting entah di hp atau di buku. Ini sedang rutin saya lakukan sekalian tracking milestone-nya Thariq.
  2. Jangan menunda dan segera lakukan sesuatu. Menunda itu bikin kita males. Tardehtardeh eh lupa aja. Repot aja.
  3. Minum suplemen penambah daya ingat. Nggak tahu sih in sugesti apa bukan. Saya sempet minum saffron dan merasa jadi berkurang gitu lupanya. Terus saya berhenti dulu karena sedang konsumsi obat, eeeh jadi pelupa lagi. Harus dirajinin lagi minum saffron-nya ini mah.
  4. Simpan benda yang akan dibawa ke dekat benda yang rutin dibawa. Misalnya seperti case payung di atas. Saya dekatkan payung itu ke helm. Jadi, pas saya mau ambil helm ketika berangkat kerja, kebawa deh payungnya.

Semoga usaha di atas mengurangi kepikunan saya. Soalnya, jadi buibu tuh banyak yang harus dipikirin kan. Kerjaan rumah, kerjaan di kantor, ngurus suami, MPASI Kabay, manajemen ASIP, edebree, edebree deh!

BACA JUGA:  Pengalaman Menjadi Perwakilan CmSE Matrikulasi IIP Bogor Batch 6

Nah, untuk paksu, jangan diomelin mulu ya istrinya kalau pelupa. Apa lagi hal sepele. Banyak pengorbanan ini kita jadi seorang ibu tuh.

Etapi, istrinya juga jangan ngeles lupa mulu padahal males. Kita win-win solution lah yaaa saling mengingatkan.

Udah deh curhatan saya ini. Ada yang jadi pelupa juga nggak kayak saya selama hamil dan menyusui?

Tinggalkan komentar