Oleh-oleh Workshop Pandu 45 IP Bogor

WORKSHOP PANDU 45 – Sebagai orang tua, tentu kita ingin memiliki anak yang berbakat. Tapi, kita masih suka berpikir, “Minat dan bakat anakku apa, ya?”

Pertanyaan yang lebih mendasar lagi adalah, “Apa sih sesungguhnya bakat itu?”

Naaah, pertanyaan-pertanyaan ini tentu saja sempat tersirat di pikiran saya meskipun Kabay masih berusia 1 tahun. Kecepetan yee? Hehehe… Maklum, anak pertama jadi serba banyak pertanyaan.

Alhamdulillah, Ibu Profesional Bogor mengadakan workshop tentang mengetahui bakat anak di bulan Desember 2019. Dipandu langsung oleh Ibu Septi dan Pak Dodik sebagai founder Ibu Profesional! Yeay! Waktu dapet kabar ini di grup, saya udah pengen buruan daftar aja.

Kapan lagi gitu Bu Septi dan Pak Dodik ke Bogor? Mereka berdua itu couple goals banget buat saya. Bertumbuh dan berkarya bersama. Saya nggak pengen menyia-nyiakan kesempatan ini.

Eeeeh, karena suatu hal, saya nggak dapet harga tiket early bird :(( Sempet negosiasi dulu sama Kangmas. Akhirnya, lolos juga proposal saya untuk ikut acara ini.

REGISTRASI

Bertempat di Hotel Salak The Heritage, Workshop Pandu 45 dengan tema “Menemukan Kekuatan Anak Tanpa Batas dengan Beragam Aktivitas” diadakan tepat di Hari Ibu, 22 Desember 2019.

Registrasi dibuka dari pukul 07.00 – 08.30. Saya dianter Kangmas menuju Hotel Salak. Dari registrasinya aja udah keren banget ini panitianya. Pakai scan barcode yang dikirim ke email masing-masing peserta. Peserta dapet kupon makan + doorprize dan goodie bag yang bisa dipakai untuk belanja. Memang zero waste menjadi salah satu value dari setiap acara Ibu Profesional.

Setelah sambutan-sambutan, acara mulai dibuka dengan pembacaan puisi karya Ceu Melinda oleh adek Simfoni. Supaya suasana makin syahdu, diiringi juga oleh instrumentasi lagu ‘Bunda’ dari salah satu sanggar asuhan Ibu Profesional Bogor.

Hasilnya? Merembes miliiiii ini air mata, Ya Rabbi T_T

Nggak pernah kuat kalau udah menyangkut tentang ibu mah. Apa lagi dibacainnya pakai intonasi khas anak-anak yang polos dan lugu. Makin merembes iniiiii…

MATERI PANDU 45

Setelah udahan acara nangis-nangisannya, mulai deh pembukaan oleh Bu Septi. Uuuu, ini nih yang ditunggu-tunggu.

Beliau menjelaskan proses metamorfosis dirinya yang awalnya adalah seorang PNS di sebuah kementrian. Saat dilamar oleh Pak Dodik, beliau diberi tantangan, “Aku ingin anak-anakku dididik langsung oleh ibunya.” Dengan segala kegalauan, Bu Septi melepas semua atribut dan cita-cita yang sudah diidam-idamkannya demi menjadi seorang ibu rumah tangga.

Dengan segala perjuangan dan perenungan, akhirnya Bu Septi berhasil di titik yang sekarang ini, menjadi founder sebuah komunitas pemberdayaan wanita IBU PROFESIONAL.

Lalu materi disampaikan oleh Pak Dodik. Berikut beberapa poin yang sempat saya catat:

✅ Fokus pada kekuatan, siasati kelemahan.
✅ Kita tidak bisa mengontrol pendapat orang lain tentang kita, maka ajari anak tentang KEBESARAN HATI dan KEBERANIAN (ENCOURAGE) FOR BEING YOURSELF.
✅ Kita tidak perlu MELABELI ANAK TERLALU DINI
✅ Pamali di Pandu45: Tidak MELABELI anak (baik positif maupun negatif) dan tidak perlu TERBURU-BURU.
✅ Fokuslah pada MENINGGIKAN GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH.
✅ Efek jika kita melabeli anak terlalu dini adalah anak akan terkurung pada sangkar bakat.
✅ 1 kegiatan bisa memiliki berbagai ‘menu’. Contohnya: Kegiatan –> berkuda. Menu –> melatih kesabaran, melatih percaya diri atau melatih empati itu tergantung keinginan anak.
✅ Ajak dan biarkan anak mencicipi banyak kegiatan –>EKSPLORASI.
✅ Setelah melakukan kegiatan OBSERVASI, maka lalukan KONFIRMASI kepada anak dan KLARIFIKASI kepada orang di sekitarnya.
✅ Anak itu bukanlah kita, jadi jangan titipkan cita-cita kita pada anak.
✅ 100% intens saat bermain bersama anak. Singkirkan hp, medsos dan kerjaan <– ini peer banget buat saya dan Kangmas, huhuhu

kue oleh oleh workshop pandu 45
Persembahan kue milad Ibu Profesional ke-8
Bu Septi nyuapin Pak Dodik. Uuuu, so sweeet~

PRINSIP MENINGGIKAN GUNUNG, BUKAN MERATAKAN LEMBAH

Biasanya nih kalau nilai anak jelek di suatu pelajaran tertentu, orang tua suka pengen ngelesin anaknya biar nilai di pelajaran itu naik. Contohnya, nilai anak jelek di matematika. Langsung deh didaftarin Kumon lah, sempoa lah, bimbel lah, supaya nilai matematikanya nggak jeblog.

BACA JUGA:  Pantulan Warna Zona 3 - Cerdas Spiritual dan Emosi

Ternyata, ini lah yang disebut dengan MERATAKAN LEMBAH. Jika kita paksa anak untuk melakukan hal lebih di bidang yang dia tidak suka, dia hanya akan menjadi rata-rata dan tidak akan pernah unggul di bidang itu.

Justru, kita sebagai orang tua seharusnya MENINGGIKAN GUNUNG. Contohnya, anak senang dengan Bahasa Inggris. Ya kita les kan lah Bahasa Inggris agar kemampuannya lebih bagus. Senang robotik, ikutkan lah sanggar robotik agar tersalurkan.

Anak senang, potensinya berkembang, bisa menjadi unggulan.

Jadi, fokuslah pada potensinya dan tinggikan gunungnya.

materi pandu 45 pak dodik

‘TIGA BARENG’ ORANG TUA DAN ANAK

Di akhir sesi workshop, Pak Dodik berkata, “Ibu-ibu dan bapak-bapak, bolehlah semua materi ini dilupakan. Dari sesi pertama boleh nggak dilakukan. Tapi cukup lakukan 3 hal ‘bareng’ ini, Insya Allah kita bisa mengobservasi minat dan bakat anak kita dengan bahagia.”

Wah, Pak Dodik sampai bilang gini saking pentingnya hal ini. Apakah hal ‘bareng’ itu?

Banyak MAIN bareng
Banyak NGOBROL bareng
Banyak BERAKTIVITAS bareng

Setelah dipikir-pikir, iya juga sih. Jika kita banyak main bareng anak, kita jadi bisa mengobservasi potensi anak. Terus, dari situ banyak bahan obrolan termasuk konfirmasi kesukaan dan ketidaksukaan anak. lalu, biarkan anak mencicipi banyak kegiatan bersama kita. Jadi makin banyak bahan observasinya.

Simple, right?

(Baca Juga: Mendidik Dengan Kekuatan Fitrah)

Nulis kayak gini sih gampang, kenyataannya belum tau deh, hehehe… Kabay masih setahun jadi masih terbatas yang bisa dia eksplor karena belum lancar jalannya. Semangat terus belajar jalannya, nak!

bu septi pandu 45

ATURAN DASAR PANDU 45

By the way, kenapa sih namanya Pandu 45?

Dinamakan Pandu 45 itu karena Bu Septi dan Pak Dodik itu anak pramuka bangeetttt… Pertama kali ketemu di kegiatan kepanduan alias kepramukaan. Nah, di pramuka itu identik dengan banyak kegiatan seru dan tepuk-tepukan gitu kan. Jadi, mereka terinspirasi untuk mengadaptasi konsep pramuka ke dalam gaya parenting di keluarga.

Lalu, ‘Pandu’ itu adalah kegiatan memandu atau mengarahkan. 45 diambil dari 30 sifat produktif + 15 kegiatan panca indera.

BACA JUGA:  Pra Bunda Sayang Batch 6: Wahana 4 - Diving

Jadi, Pandu 45 itu adalah program mengarahkan minat dan bakat berdasarkan kegiatan dan sifat produktif dengan cara yang menyenangkan.

Ada aturan dasar di Pandu 45 ini, yaitu:

🧠 Open mind
👀 Observe and accept
💪🏻 Growing together

Oh iya, balik lagi ke bakat. Apa sih sebenarnya bakat itu?

Bakat adalah fitur unik yang Allah titipkan kepada setiap individu. Yang tahu bakat kita sesungguhnya itu hanyalah Allah. Yang kita pahami sebagai bakat selama ini adalah potensi bakat. Nah, tugas kita sebagai orang tua adalah mengkonfirmasi bakat anak dengan cara observasi.

Pak Dodik memisalkan minat dan bakat ini dengan analogi yang menarik:

Buah kesukaan saya adalah buah mangga. Kenapa saya suka buah mangga? Karena buah mangga itu lebih enak dari buah yang lainnya. Berarti, saya sudah mencicipi banyak buah yang lain sebelum memutuskan mangga adalah buah kesukaan saya –> EKSPLORASI.

Suatu hari, saya pergi ke Papua dan ternyata ada buah yang belum pernah saya cicipi, yaitu buah matoa –> OPEN MIND.

Setelah saya cicipi, eeeh ternyata buah matoa itu enak, loh! Wah, selain buah mangga, matoa menjadi buah favorit saya –> OBSERVE AND ACCEPT.

Lalu, saya kenalkan buah matoa ini kepada keluarga. Siapa tahu ada yang baru tahu ada buah matoa dan menjadi suka juga –> GROWING TOGETHER.

Inilah kira-kira analoginya. Jadi, potensi bakat itu bisa dikenali melalui fase eksplorasi dan observasi. Fase eksplorasi ini bisa sampai 16 TAHUN! Karena itu, minat dan potensi bakat ini bisa saja berubah-ubah dan ini tidak apa-apa. Makanya, jangan terburu-buru memutuskan potensi anak terlalu dini.

 ‘TIGA KAYA’ OBSERVASI BAKAT ANAK

Bu Septi dan Pak Dodik merumuskan road map untuk mengobservasi bakat anak-anak mereka melalui ‘3 Kaya’, yaitu:

1.Kaya Wawasan

Anak-anak memperkaya wawasannya terhadap lingkungan sekitar. Misalnya bersilaturahmi, menonton video berbagai macam profesi, atau field trip untuk mengetahui berbagai peran manusia di bumi. Anak menjadi paham bahwa peran manusia itu beragam, saling bersinergi dan sama-sama mulia di hadapan-Nya.

2. Kaya Kegiatan

Setelah kaya wawasan, anak-anak banyak berkegiatan yang beragam. Semakin banyak kegiatan yang dilakukan, maka semakin baik. Izinkanlah anak untuk berganti-ganti kegiatan agar semakin kaya.

3. Kaya Gagasan

Di tahap ini, anak-anak mulai memunculkan gagasan yang akan mereka lakukan berdasarkan wawasan dan kegiatan yang sudah mereka dapatkan. Mereka mulai mengenal dirinya dan mampu menggagas aktifitas yang ‘gue banget’. Sehingga anak akan menemukan 4E di aktifitasnya: EASY, ENJOY, EXCELLENT, EARN.

‘3 Kaya’ ini merupakan lingkarang yang saling bersinergi. Anak yang kaya gagasan akan menemukan wawasan baru lalu berkegiatan baru. Dan terus akan berputar seperti ini.

BACA JUGA:  Pra Bunda Sayang Batch 6: Wahana 2 - Surfing

Oh iya, sebelum masuk ke ‘3 Kaya’ ini, kuatkan lah dulu Iman, Akhlak, Adab dan Bicara sebelum ‘keluar rumah’ untuk eksplorasi. Jika pondasi ini sudah kuat, maka Insya Allah anak tidak akan mudah goyah imannya, baik akhlaknya dan adabnya dan cerdas bicaranya. Dan Insya Allah, ilmu akan mudah datang.

Setelah ‘3 Kaya’ dilakukan, maka akan muncul KETERAMPILAN & PENGETAHUAN. Inilah yang menjadi KEKUATAN anak. Kekuatan adalah sesuatu yang membuat seseorang ASYIK saat melakukannya dan PRODUKTIF.

Peserta serius memerhatikan materi
Senam Semua Murid Semua Guru biar ngga ngantuk abis makan siang 😛

SIMULASI PANDU 45

Di sesi kedua, lebih banyak praktek dibandingkan presentasinya. Di simulasi ini, menggunakan tool kit Pandu 45, yaitu 45 pin dan 34 kartu bakat. 45 pin ini dibagi menjadi 15 pin terkait kegiatan fisik/panca indera dan 30 sisanya berdasarkan Strength Typology ST-30. Kalau 34 kartu bakat berdasarkan Temu Bakat dari Abah Rama Royani.

Simulasi 1

Di awal simulasi, kita disuruh berkelompok sebanyak 10 orang. Kelompok ini disebut sebagai keluarga. Lalu menentukan ibu dan ayahnya, juga 1 orang yang terlihat sukses. Tentu saja saya tidak sepercayadiri itu nunjuk diri sendiri, hahaha… Terpilih lah Mba Lisa sebagai orang sukses di keluarga kami.

Orang sukses yang terpilih dari setiap keluarga diminta untuk maju ke depan. Keluarga lain berhak mengundang mereka sebagai tamu di keluarga untuk menceritakan kisah suksesnya. Di keluarga kami, ada Mas Evi yang wajahnya mirip Jack Ma (asli loh mirip banget!). Beliau ternyata seorang guru yang mengajar di sekolah istimewa.

Dari simulasi ini, kita belajar bahwa setiap orang memiliki bakat dan kisah suksesnya masing-masing.

simulasi pandu 45
Pak ‘Jack Ma’ yang jadi tamu di keluarga kami

Simulasi 2

Di sini, tool kit mulai dipakai. Yang pertama digunakan adalah pin.

Misalnya, kami sekeluarga pulang dari kegiatan camping. Lalu, kami, anak-anak, diminta untuk membayangkan peran kami selama camping dengan memakai pin. Tentunya, bermacam-macam sifat dan kegiatan dari camping ini. Ada yang selalu bernyanyi lalu pakai pin singing. Ada yang nyuruh-nyuruh doang, pakai pin command.

Lalu, dilihat pin berdasarkan warnanya. Dari simulasi ini contoh observasi minat anak. Mirip pramuka kan dapet badge kalau berhasil menguasai skill tertentu.

pin pandu 45
Klasifikasi Pin Pandu 45

Simulasi 3

Ambil 6 kartu di tengah secara acak. Bu Septi kemudian meminta kita untuk menghapal sifat di kartu itu. Lalu kartu ditutup. Terus pacepet-cepet deh nunjuk kartu yang disebut Bu Septi.

Of course saya kalah cepet karena yang saya hapal adalah gambarnya #teamvisual

Ini contoh game dari kartu bakat. Bisa juga pakai game lain, misalnya tepok kartu. Nanti, sifat-sifat bakat di kartu ini jadi bahan obrolan sama anak-anak.

Kartu bakat pandu 45
Kartu Bakat Pandu 45

“Duh, ini kok MAIN sama NGOBROL mulu ya?”

Ya, emang begini caranya. Dibawa enjoy dan have fun aja observasi anak tuuu~ Dan ngobrol itu salah satu cara komunikasi efektif loooh. Ngobrol yang berfaedah tentunya.

So far, seru banget ikut workshop Pandu 45 ini. Banyak banget insight yang saya dapet, terutama banyak MAIN sama anak. Kalau ngobrol kan Kabay masih ngoceh pakai bahasa bayi, belum ngerti lah kami berdua.

Semoga, ilmu yang saya dapat bisa saya terapkan ke Kabay dan adik-adiknya nanti. Biar mereka nggak jadi generasi galau mau apa di masa depannya.

Waah, panjang juga ini postingannya. Udah dulu deh yaa… See you in the next events of Ibu Profesional 😀

3 pemikiran pada “Oleh-oleh Workshop Pandu 45 IP Bogor”

  1. Saya kok masih bingung ya mbk cara menggunakan kit pandunya. Kalo anaknya 3. Camping bareng. Gimana cara ngasih pinnya ya? Kan hanya punta 1 set. Apa setiap anak harus punya 1 set kit pandu?

    Balas

Tinggalkan komentar